24 Juli 2013

TRAP [4]

4. Perjodohan dan Pertunangan


“Sebenarnya kamu ini dari mana saja? Lihat, kita jadi terlambat. Ini, tuh, acara penting banget, fy. Dan kamu jadi pengacau.”

Ify merengut sepanjang perjalanan. Gue pengacau? Ah, c’mon. Gue bahkan sampe rumah jam setengah tujuh! Dan mandi sepuluh menit. Dandan Cuma lima menit. Kurang cepet apa gue???

“Kalau sampai semuanya gagal, itu salah kamu. Ayo turun,” perintah kakek Samuel

“Salah gue? Enak banget tuh mulut kalo ngomong!” maki ify. Ia pun terpaksa turun dari mobil Pajero Sport milik kakeknya itu.

Sebuah restoran di bilangan Surabaya Pusat menjadi tempat acara malam hari ini. Banyak orang berjas dan berdress didalam sana. Ify mendengus. Pesta? Pesta orang tua? Apa maksud kakek pake ngajak-ngajak gue segala? Nyebelin!


“Ify, ayo!” teriak kakeknya.

“arghhh!” ify berjalan gontai memasuki restoran tersebut. Sama sekali tidak ada cewek atau cowok seumurannya. Itu adalah neraka.

“Ya, hadirin sekalian, tamu penting kita sudah datang. Pak samuel umari, silahkan maju kedepan!” ujar seorang MC.

Kakek ify pun melangkahkan kakinya keatas panggung dan mengambil microphone. “Selamat malam semuanya. Malam ini adalah malam yang sangat spesial sekali, dimana Haling Corp dan Umari Corp akan menjadi sebuah perusahaan besar. Dimana cucu saya, Alyssa saufika dan cucu Hardiyan Haling, Mario Stevano, akan mengikat cinta mereka dalam sebuah pertunangan malam ini juga.”

Ify membelalakkan mata, mulutnya melongo. Apa ia salah dengar? Cinta mereka? Mario stevano? Pertunangan? Ada apa ini?!

“PERTUNANGAN?!?!?!” pekik seseorang di seberang ify. “PAPA SAMA SEKALI NGGAK BILANG SAMA RIO SOAL INI!”

“Rio... turuti papa...”

“NGGAK! RIO NGGAK MAU DI JODOHIN. APALAGI DI TUNANGIN!”

Ify melirik cowok itu sekilas dan betapa terkejutnya ia melihat sosok Rio yang ia kenal sebagai teman alvin, juga pacar Pricilla. “Rio?” panggilnya.

Rio yang melewatinya pun terhenti. Ia memandangi ify. “Elo... alyssa saufika?”

Dengan berat, ify mengangguk.

Rio melengos, lalu duduk di pojok ruangan. Sama sekali tak berminat dengan pesta ini dan semuanya. Perjodohan. Pertunangan. Harta. HAH. PERSETAN SAMA SEMUANYA!

Zeth haling menghampiri rio, ia menghela napas berat. “Kamu nggak perlu anggap tunangan ini sebagai hal yang besar, rio. Kamu bisa anggap ini sebagai.....permainan... setelah Haling corp stabil kembali dan semuanya berjalan seperti semula, kamu boleh tinggalin perjodohan ini. Hanya sampai semuanya kembali normal.”

“Tapi... sampai kapan, pa?”

“dua tahun. Hanya dua tahun.”

“PAPA! DUA TAHUN BUKAN WAKTU YANG SEBENTAR!”

“Papa tau, tapi untuk perusahaan kita yang sudah diambang kehancuran, dua tahun adalah waktu yang paling singkat untuk mengembalikan semuanya menjadi semula. Kamu Cuma harus nurut, dan sabar sampai waktu itu tiba. Dan kamu bisa tinggalkan ini semua. Papa janji, setelah itu, kamu bebas memilih apa yang kamu ingin.”

“bebas? Apapun?”

Zeth haling mengangguk.

2 tahun? Itu artinya, dua tahun gue harus tahan pacaran sama cewek macam dia? Dua tahun gue berstatus tunangan dia? Dan... Pricilla? Gimana dengan dia? Apa yang harus gue lakuin? Menyelamatkan keluarga gue? Atau menyelamatkan hati gue?

**__**

“Kakek kenapa nggak kasih tau ify dulu, sih?”

“kalo kakek kasih tau, kamu pasti nggak mau.”

“jelas nggak mau, lah. Kakek kira ini zaman siti nurbaya, pake jodoh-jodohan segala? Ify juga bisa, kali, cari pacar sendiri.lagian, ify masih kelas dua SMA. Masih belum pantes pacaran. Pacaran tuh kalo udah lulus, udah mapan. Kenapa kakek kebelet ngasih ify jodoh aja,sih.” Sungut ify

“kedekatan kakek dengan kakek hardiyan udah sangat lama, kami berteman baik. Dan ini adalah permintaan terakhir sebelum beliau meninggal Kakek Cuma nggak mau, kalau terlalu lama kakek mengulur waktu, kamu akan menemukan pacar yang membuat kamu buta akan segalanya.”

“Tapi lihat! Rio nggak mau di jodohin sama ify, ujung-ujungnya ify juga yang malu. Lagipula, ify nggak mau di jodohin sama cowok yang udah punya pacar!”

Samuel umari menghela napas, “Kamu harus coba menerima dia, ify. Karena bertunangannya kamu dan dia, itu adalah sebuah project besar untuk Umari corp, dan Haling corp. Kita akan menjadi sebuah perusahaan besar yang nantinya akan mendunia jika melakukannya bersama-sama. Apa kamu nggak ingin membahagiakan orangtua kamu? Sekaranglah saatnya, ify. Kalau kamu sayang sama mereka, turuti perjodohan dan pertunangan ini.” Tandasnya tajam, lalu berlalu darisana.

Ify membeku di tempatnya. Membahagiakan? Dengan cara merelakan kebahagiaan gue sendiri?! Hah!

**__**

Senangnya dulu saat bersamamu...
Setiap waktu terasa indah bagiku...
Saat kau memelukku... ku makin jatuh cinta...
Takkan ku lupa rayuan cintamu...

Alvin calling...

Sivia tersenyum kecut saat mengingat bagaimana senangnya dia, dulu, empat tahun yang lalu, saat nama alvin tertera pada layar ponselnya. Sekarang? Muak.

Alvin: via, angkat please.

Sivia tak mengacuhkan sms dari alvin. Sampai tiba-tiba jendela kamarnya berbunyi.

Klotek.. klotek...

Ia mendekat, dan membuka jendelanya. Alvin sudah ada disana, di hadapannya. Sedang tersenyum padanya. Senyum yang membuat jantungnya berdetak lebih kencang daripada biasanya. Senyum yang selalu di nantikannya. Tapi senyum itu juga yang menghancurkan segalanya.

Sadar, ia memasang ekspresi sinisnya kembali.

Bahagia ku rasa... hanya sementara...
Ku terbuai cintamu...

“Ngapain kamu kesini?”

“Salah sendiri nggak respon telfon, sms, dan chatku.”

“Males.”

“Yaudah, kan mending ngomong langsung biar nggak males.”

“Makin males. Udah, kamu pulang sana. Udah malem, aku ngantuk, mau tidur.”

Alvin kembali mencekal pergelangan tangan via. “Via... maafin aku...”

“Nggak ada yang perlu di maafin.”

“Tapi aku merasa aku salah,maafin aku via, maafin aku.”

Air mata sivia mulai tak bisa di bendung lagi. ia pun meninggalkan alvin yang masih berdiri pada jendela kamarnya, dan masuk kedalam selimut tempat tidurnya. Tangannya dengan asal mengklik tombol play pada musik, dan keluarlah reff lagu Gruvi yang membuat alvin tertohok di luar sana.


Dulu kau bilang... sayang padaku...
Dulu kau bilang... ya Cuma aku...
Selalu kau bilang... kau rindu aku...
Tapi ternyata... semua itu palsu...

**__**

“Kita tetap lanjutkan acara pertunangan ini.” Tegas Hanafi Umari via telfon.

“Papa...” lirih ify.

“Ini juga buat kebaikan kita semua, fy. Sudah,lah. Turuti saja, toh, nggak merugikan kamu. Papa denger-denger, anak Haling juga ganteng, kan? Apa salahnya kalau gitu.”

“Terserah!” ify memutuskan sambungan telfon. Dia sudah benar-benar badmood malam ini.

Ketika sang MC asik berkoar-koar tentang acara pertunangan ini, badan ify bahkan hampir bergetar menahan semua emosi yang seakan-akan berbondong ingin keluar saat ini juga. Tiba-tiba sebuah tepukan tangan di pundaknya membuat ia tersadar dan menoleh.

“Rio?”

“Nggak papa, kita lanjutin aja.”

“Tapi... Pricilla?”

“Urusan gue. Yang penting malem ini, urusan disini kelar dulu. Ayo, kesana.” Ajaknya.

Ify menghela napas sekali lagi, menguatkan dirinya sendiri. “Ya,” gumamnya malas.

**__**

Pertunangan done!

Ify merebahkan dirinya di atas kasur, memandangi cincin yang sekarang tersumat di jarinya. Dia bukan lagi seorang remaja normal. Dia seorang remaja yang sudah memiliki tunangan! Bayangkan. Dia bahkan belum pernah merasakan bagaimana indahnya jatuh cinta, saat faktanya sekarang ia bahkan sudah punya tunangan.

Kenapa hidup gue serumit ini, sih?

Ify menenggelamkan mukanya ke bantal. Hari ini sangat menguras emosinya. Ingin ia berteriak kencang-kencang sekarang, tapi dia bukanlah gadis yang tidak punya etika dan sopan santun.

Shilla calling...

Ify meraba-raba kasurnya, mencari sumber getaran dari ponselnya. Lalu menyerngit ketika mendapati shilla menelfon.

“halo? Ada apa shill?”

“No, no. Im not shilla. Im cakka, fy. Fy, can you help me? Shilla pingsan dan sekarang ada di rumah sakit dekat sekolah. Can you come here please? Now?”

“Hah? Shilla di rumah sakit? Iya, iya. Gue kesana. Oke, tunggu bentar ya kka.”

“Iya, asap fy.”

Klik. Telfon di matikan.
Ify segera mendial satu nomor lagi. sivia.

**__**

“Apa? Shilla masuk rumah sakit?? Dimana, fy?”

“Rumah sakit deket sekolah, lo tau kan?”

“Iya, rumah aku deket kok dari situ. Aku kesana duluan ya,”

“oke, kayanya parah banget sampe cakka panik.”

“sepertinya kita utang penjelasan sama dua anak itu, hahaha. Oke fy aku siap-siap dulu. Bye.”

Setelah memakai sweeter kebesarannya, bergambar Liverpool, ia segera memakai sepatu sneakersnya dan berpamitan pada mamanya. Dan melesat keluar.

“Mau kemana kamu?”

Sivia terjengat kebelakang. “alvin? Ngapain masih disini?”

“Nggak tau, masih pengen aja. Kamu mau kemana?”


“Rumah sakit, shilla pingsan.”

“Ah, aku anterin ya?”

Sivia menimbang-nimbang. Ia harus sesegera mungkin berada di rumah sakit. Dengan terpaksa ia mengangguk. Sedetik kemudian, tangannya sudah ada dalam genggaman alvin yang menuntunnya menuju motor alvin yang terparkir di sebelah rumah sivia.

**__**

“Dia sudah tidak apa-apa, Cuma kekurangan darah saja. Dia punya anemia, dan berdiri di jalan selama berjam-jam, ayolah, itu sangat menyita tenaganya. Kamu jangan bikin dia menunggu lagi, ya.”

“Hah? Maksudnya, dok?”

“Kamu pacarnya, kan? Pasti dia nungguin kamu, nih, sampe pingsan gini.”

Cakka speechless. Ia hanya tersenyum kikuk dan mengucapkan  terimakasih kepada dokter wanita yang baru saja memeriksa shilla.

“Errhh, aku...dimana?”

“Hospital..” cakka mendekati shilla. “Kamu pingsan. Lagi ngapain, sih, berdiri di jalan dingin gitu tanpa pake jaket?”

“Aku... Cuma nungguin nasi goreng lewat, kka.”

“Astaga, kenapa nggak telfon aja? My house is near from your house. You can ask me to buy fried rice. Kamu sendirian dirumah, kalo aku nggak jalan-jalan tadi, mungkin kamu pingsan disana sampe pagi.”

“Sorry, abis udah kelaperan tingkat dewa. Hehehe” Shilla tertawa garing.

“Shilla!!!” panggil Sivia heboh di ambang pintu. Cakka dan shilla menoleh. “Kamu kenapa? Ada yang luka? Kok bisa pingsan, sih? Lihat hantu? Ah, mana mungkin kalo hantunya secakep cakka.”

Shilla melongo. “Sivia!” tegurnya.

Sivia cengengesan.

Alvin menyipit melihat cakka. Nih cowok deketin sivia, tapi juga deketin shilla? Sok playboy ato gimana, sih?!?!

“Kok sama alvin, vi?”

“Oh.. iya.. itu.. ehm..”

“Abis ngerjain tugas osis bareng di rumah gue.” Jawab alvin singkat, dengan pandangan sinis tak lepas dari cakka.

“Gitu... oiya, aku cakka. Exchange student dari singapura.”

“Alvin.” Ujarnya sambil melengos.

Sivia menyipit melihat gelagat alvin yang aneh. Tapi hendak ia bertanya, ify datang dengan napas terengah-engah. “Kaya abis di kejar setan aja, lo.”

“loh...nggakh...tau...tadhi...ghueeh..suruhh..bhaphak..thankshi..nyahh..ngebhuthh...”

“Fy, minum dulu...”Cakka menyodorkan sebotol air mineral pada ify.

“Makhashih...kkha....”

Tuh! Abis sama sivia, terus shilla, sekarang sama ify. Maksud nih cowok apa coba? Mau gaet tiga-tiganya sekaligus? Alvin makin meneliti sosok cakka dari atas sampai bawah.

“eh, ada lo juga vin. Ngapain lo disini?”

“ah.. gue nganterin sivia..”

Ify berdehem. “Lo berempat utang penjelasan sama gue.”

“Utang penjelasan apa, fy?” tanya alvin bingung.

“kenapa kalian bisa....bercouple-couple gini?”

Sivia berdehem. “aku sama alvin abis ngerjain tugas osis, fy.”

“cakka nggak sengaja lewat depan rumah aku, pas aku udah pingsan.” Jelas shilla

Ify tertawa geli melihat ekspresi keempat temannya. “Kaya ketauan maling aja lo berempat.”

“Apaan sih.” Alvin mendorong bahu ify.

Ify masih tertawa. “Cinta lokasi mulai bersemi.” Ujarnya pelan tapi membuat keempat pasang mata melihat tajam kearahnya.

“IFYYY!!!!!”

**__**


1 komentar:

  1. Perjodohan? gue emang suka banget sama cerita yang berhubungan dengan kayak gitu.. di fb ini belum di lanjut juga yaa.. ayoo lanjutin lagi..


    numpang promo yaa, kunjungi juga blog gue ini: obatkistatradisional

    BalasHapus