03 Februari 2013

(SEKUEL) Mengejar Abu-Abu - satu.

(SEKUEL) Mengejar Abu-Abu 

*** Satu. Selamat Tinggal, Abu-abu *** 

Oke karena di demo di message, bbm dan juga comment akhirnya saya berniat membuat sekuelnya. Dan saya juga akan membuat mini cerbung dari Mengejar Abu-abu ini. Hehe sebenernya tanpa di minta pun juga bakal di buat kok hehe. Oke saya Cuma pinjam kata-kata beberapa orang aja disini. Jangan pernah berfikiran kalau tokoh yang ada didalam ini itu kalian, ya ! hihi nanti ke GRan lagi *plak* oke selamat menikmati kegalauan anda yang tak berujung ! wkwkwk 
&&& 
Ify terkekeh. “Lebay banget” 
“Lebay? Gak lah fy! Lihat nih ya. tiga tahun kamu berusaha deketin dia. tiga tahun kamu menutup hatimu dari cowok lain. Cuma hanya untuk dia, yang sama sekali gak peka kalau kamu sayang dia. Mario! Si tukang jualan es!” 
Ify berdehem “Pangeran es, Ashilla. Bukan tukang jualan es”ralatnya 
Shilla terkekeh, “ya, itulah pokoknya. Harusnya kamu berhentinya dari dulu aja. Gak sakit emang hatimu?” 
“Sakit itu dulu, Shill. Sekarang udah gak ada yang namanya sakit. Semuanya berkembang menjadi sebuah luka, yang makin hari makin menganga. Perih,” ujar ify memaknai setiap perkataannya. 
“Tapi kenapa gak berhenti?” 
“Karna aku masih pengen berharap, Shilla. aku selalu percaya, semua akan indah pada waktunya. Tapi sampai sekarang, keindahan itu tak kunjung datang. Sepertinya aku salah mengartikan keindahan itu. Dan mungkin sekaranglah waktunya untuk melepaskan.” 
“Semudah itu kamu ngomong?” ujar seseorang dari belakang. 
“Kak Gabriel?” kaget Shilla dan Ify 
“Kamu bilang kamu siap dengan konsekuensi apapun. Sekarang? Kenapa kamu nyerah?” 
Ify mendengus. “Semuanya gak sesuai harapan, Kak. Aku tetep aja kaya gini. Aku dan hidupku. Dia dan hidupnya. Kami sama sekali gak bisa menyatu, bagaimanapun itu. Sekeras apapun usahaku. Aku sama sekali gak bisa merubah takdir, takdir yang sudah menetapkan aku dan kak Rio untuk gak bersatu.” Lirihnya. 
“Bener, kak Gab. Ify harus menentukan hidupnya mulai sekarang. Masa ify harus terus nungguin cowok gak jelas yang sama sekali gak peduli sama dia? apa ify gak layak dicintai? Dia layak, kak. Rugi, kan, kalau ify terus-terusan berharap sama kak Rio. Aku sih, kasian sama ify. Emang kakak gak kasian?” 
Gabriel duduk di antara Shilla dan Ify, lalu merangkul mereka berdua. “Kakak tau banget kok perasaan ify. Soalnya kakak juga lagi ngerasain itu.” 
Ify dan Shilla melongo. “serius kak?” kompak mereka berdua. Gabriel hanya tersenyum tipis. Hening. 
“Yak, kalian gak pengen pulang? Sekolah udah bubaran. Pengumuman kelulusan udah lewat. Dan kalian masih betah aja di sekolah?” tanya Gabriel memecah suasana. 
“Eh, by the way, kak Iel kok bisa disini?” tanya Ify heran. 
“Aku pengen tau, apa kalian-kalian ini bisa lulus bersama nilai bagus kaya tahun aku atau gak” ejek Gabriel. “Dan ternyata…ckckckck generasi kalian tidak lebih baik dari generasi kakak” 
Shilla dan Ify menggelitiki badan Gabriel gemas. Gabriel berusaha menghindar dari mereka berdua tapi gagal karena kalah jumlah. Dua lawan satu. 
Mereka tertawa-tawa. lepas. Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan Ify dan Shilla. ify dan shilla masuk ke dalam 10 besar nem tertinggi disekolah mereka. Hasil kerja keras mereka bertahun-tahun terbayar sudah dengan hasil yang cukup memuaskan dan membanggakan. 
“kamu bener-bener yakin fy, mau berhenti sampe disini?” 
Ify mengangguk mantap. “Ify yakin, kak. Ify mau cari takdir ify yang lain. Percuma ngejar sesuatu yang gak di gariskan untuk ify. Ify mau menata perasaan ify. Doain aja ify bisa” 
“Kita selalu doain kamu kok fy, ya gak kak?” 
Gabriel mengangguk. “Oiya, selamat ya buat kalian berdua. Hari ini, kakak traktir di starbucks sepuas kalian deh.”
“yaelah starbucks gak enak kali kak. Mending ke warung pojok tempat biasa kita makan dulu aja. Lebih nikmat dan bervariasi” celetuk ify 
“nah bener tuh. Lagian, emang kak iel punya duit segebok, pake sok-sok nraktir kita di tempat berkelas gitu? Ntar belum bayar udah kabur lagi” 
Gabriel mengerucutkan bibirnya. “sialan. tau aja rencana kakak” mereka tertawa bersama. 
Senja itu, menjadi penutup kisah Ify dalam mengejar sang abu-abu. 

**--** 

“Shill, aku berangkat dulu. Kamu baik-baik di Surabaya, ya?” ify mengusap air matanya sambil merengkuh sahabatnya tersebut. 
Shilla menggeleng, “aku gak akan pernah bisa baik-baik tanpa kamu, fy. Siapa yang mau dengerin curhatan ku, celotehanku, yang gak jelas dan gak penting selain kamu? Cuma kamu yang bisa ngertiin aku. Cuma kamu yang ada disaat aku senang maupun sedih. Aku, aku,” 
Shilla dan ify menangis lagi. 
“udah, shill, fy, kalian gak malu di lihatin orang-orang satu bandara? Lagian ify kan Cuma di Bandung 4 tahun, paling cepet. Dan gak mungkin selama rentan waktu 4 tahun ify sama sekali gak pulang ke Surabaya.” Gabriel merangkul kedua adik kesayangannya itu dan tersenyum. 
“tapi kita bakalan jauh, kak. Kita udah gak bisa kaya dulu lagi” 
“heh, by the way kakak kok menangkap kesan kalo kalian itu kaya orang pacaran sih?” bingung Gabriel 
Ify dan shilla melotot bersamaan. Shilla menjitak Gabriel, dan ify meninju dadanya. Gabriel tertawa. “Abis, so sweet banget. Perasaan pas kakak ninggalin kalian, kalian gak se-sweet ini deh ke kakak. Wah, jahat banget. Kakak jadi tau, gimana arti kakak di mata kalian” ujar Gabriel sok sedih. 
Kini giliran shilla dan ify yang tertawa. “Shilla tuh, mati-matian nahan tangis pas kakak pergi” cibir ify sambil melirik kea rah Shilla. 
“IFY!” pekik shilla sambil mencubit pinggang ify. Ify mengaduh kesakitan. 
“ah, yang bener fy? Jadi shilla nangisin kakak? Diem-diem?” sahut Gabriel menggoda shilla. 
Pipi shilla memerah. Ify terkikik geli melihat perubahan ekspresi Shilla.ify sudah tau kalau diam-diam shilla menyukai Gabriel, kakak kelas mereka yang perfect ini. ganteng, tinggi, pandai, gak suka pilih-pilih temen, dan supel. Siapa juga yang gak tertarik sama Gabriel? Kalau di bandingin, Gabriel dan Rio itu sama. Sama-sama pangeran. Satunya pangeran Es, satunya pangeran super hangat. 
Tapi Gabriel sama seperti Rio, walaupun dia dekat sama beberapa cewek, itu Cuma sekadar dekat. Gabriel juga seperti membentengi kedekatannya dengan para cewek itu. Gabriel gak mau di cap playboy, atau tukang PHP. Maka dari itu dia sama sekali tidak menggubris kalau ada cewek yang kelewat batas ingin deket sama dia. 
Cuma ify dan shilla-lah, setau ify, yang paling dekat dengan Gabriel. Tempat Gabriel membagi cerita. Walaupun ify tau, Gabriel tetaplah sosok misterius yang punya jutaan rahasia yang masih belum Gabriel bagi pada Ify maupun shilla. 
Ify memutuskan untuk mengambil kuliah di Bandung, karena ia ingin lebih dekat dengan bunda nya yang notabene tinggal di bandung setelah perceraiannya dengan papa ify. Gabriel kebetulan juga berkuliah di bandung, di universitas yang sama yang diambil ify. Jadi hari ini dia berangkat bersama Gabriel. 
“Yaudah shill, kita berangkat dulu, bentar lagi pesawat mau take off. Take care di Surabaya ya” pesan Gabriel pada shilla yang mulai menangis lagi. 
Shilla mengangguk “kalian hati-hati juga ya di bandung. Kalau ada waktu, aku juga pasti akan nyusulin kalian kesana” 
“sip. Udah jangan nangis dong, masa adiknya Gabriel nangis sih?” Gabriel memeluk shilla. shilla masih menangis sesenggukan, tapi dengan hati yang berdebar kencang dan pipi yang mengeluarkan semburat merah. 
“Yaudah kalian berangkat sana,” serah shilla. 
Gabriel dan ify mengangguk dan melambaikan tangan kearah shilla, lalu mulai menghilang di tengah kerumunan orang-orang bandara. Shilla menghembuskan nafas berat, sedikit tidak rela kalau ify dan Gabriel bersama. Tapi, toh, ify tau perasaannya pada Gabriel. Mana mungkin ify menghianati persahabatan mereka dari SD? Lagian, shilla juga tau siapa laki-laki yang sangat ify cintai. Siapa lagi kalau bukan Rio. 
Shilla tersenyum lega. Setidaknya, dia tidak perlu khawatir ada sesuatu diantara mereka, kan? 
**--** 
“Shill, aku berangkat dulu. Kamu baik-baik di Surabaya, ya?” ify mengusap air matanya sambil merengkuh sahabatnya tersebut. 
Shilla menggeleng, “aku gak akan pernah bisa baik-baik tanpa kamu, fy. Siapa yang mau dengerin curhatan ku, celotehanku, yang gak jelas dan gak penting selain kamu? Cuma kamu yang bisa ngertiin aku. Cuma kamu yang ada disaat aku senang maupun sedih. Aku, aku,” 
Shilla dan ify menangis lagi. 
“udah, shill, fy, kalian gak malu di lihatin orang-orang satu bandara? Lagian ify kan Cuma di Bandung 4 tahun, paling cepet. Dan gak mungkin selama rentan waktu 4 tahun ify sama sekali gak pulang ke Surabaya.” Gabriel merangkul kedua adik kesayangannya itu dan tersenyum. 
“tapi kita bakalan jauh, kak. Kita udah gak bisa kaya dulu lagi” 
“heh, by the way kakak kok menangkap kesan kalo kalian itu kaya orang pacaran sih?” bingung Gabriel 
Ify dan shilla melotot bersamaan. Shilla menjitak Gabriel, dan ify meninju dadanya. Gabriel tertawa. “Abis, so sweet banget. Perasaan pas kakak ninggalin kalian, kalian gak se-sweet ini deh ke kakak. Wah, jahat banget. Kakak jadi tau, gimana arti kakak di mata kalian” ujar Gabriel sok sedih. 
Kini giliran shilla dan ify yang tertawa. “Shilla tuh, mati-matian nahan tangis pas kakak pergi” cibir ify sambil melirik kea rah Shilla. 
“IFY!” pekik shilla sambil mencubit pinggang ify. Ify mengaduh kesakitan. 
“ah, yang bener fy? Jadi shilla nangisin kakak? Diem-diem?” sahut Gabriel menggoda shilla. 
Pipi shilla memerah. Ify terkikik geli melihat perubahan ekspresi Shilla.ify sudah tau kalau diam-diam shilla menyukai Gabriel, kakak kelas mereka yang perfect ini. ganteng, tinggi, pandai, gak suka pilih-pilih temen, dan supel. Siapa juga yang gak tertarik sama Gabriel? Kalau di bandingin, Gabriel dan Rio itu sama. Sama-sama pangeran. Satunya pangeran Es, satunya pangeran super hangat. 
Tapi Gabriel sama seperti Rio, walaupun dia dekat sama beberapa cewek, itu Cuma sekadar dekat. Gabriel juga seperti membentengi kedekatannya dengan para cewek itu. Gabriel gak mau di cap playboy, atau tukang PHP. Maka dari itu dia sama sekali tidak menggubris kalau ada cewek yang kelewat batas ingin deket sama dia. 
Cuma ify dan shilla-lah, setau ify, yang paling dekat dengan Gabriel. Tempat Gabriel membagi cerita. Walaupun ify tau, Gabriel tetaplah sosok misterius yang punya jutaan rahasia yang masih belum Gabriel bagi pada Ify maupun shilla. 
Ify memutuskan untuk mengambil kuliah di Bandung, karena ia ingin lebih dekat dengan bunda nya yang notabene tinggal di bandung setelah perceraiannya dengan papa ify. Gabriel kebetulan juga berkuliah di bandung, di universitas yang sama yang diambil ify. Jadi hari ini dia berangkat bersama Gabriel. 
“Yaudah shill, kita berangkat dulu, bentar lagi pesawat mau take off. Take care di Surabaya ya” pesan Gabriel pada shilla yang mulai menangis lagi. 
Shilla mengangguk “kalian hati-hati juga ya di bandung. Kalau ada waktu, aku juga pasti akan nyusulin kalian kesana” 
“sip. Udah jangan nangis dong, masa adiknya Gabriel nangis sih?” Gabriel memeluk shilla. shilla masih menangis sesenggukan, tapi dengan hati yang berdebar kencang dan pipi yang mengeluarkan semburat merah. 
“Yaudah kalian berangkat sana,” serah shilla. 
Gabriel dan ify mengangguk dan melambaikan tangan kearah shilla, lalu mulai menghilang di tengah kerumunan orang-orang bandara. Shilla menghembuskan nafas berat, sedikit tidak rela kalau ify dan Gabriel bersama. Tapi, toh, ify tau perasaannya pada Gabriel. Mana mungkin ify menghianati persahabatan mereka dari SD? Lagian, shilla juga tau siapa laki-laki yang sangat ify cintai. Siapa lagi kalau bukan Rio. 
Shilla tersenyum lega. Setidaknya, dia tidak perlu khawatir ada sesuatu diantara mereka, kan? 
“Shill, aku berangkat dulu. Kamu baik-baik di Surabaya, ya?” ify mengusap air matanya sambil merengkuh sahabatnya tersebut. 
Shilla menggeleng, “aku gak akan pernah bisa baik-baik tanpa kamu, fy. Siapa yang mau dengerin curhatan ku, celotehanku, yang gak jelas dan gak penting selain kamu? Cuma kamu yang bisa ngertiin aku. Cuma kamu yang ada disaat aku senang maupun sedih. Aku, aku,” 
Shilla dan ify menangis lagi. 
“udah, shill, fy, kalian gak malu di lihatin orang-orang satu bandara? Lagian ify kan Cuma di Bandung 4 tahun, paling cepet. Dan gak mungkin selama rentan waktu 4 tahun ify sama sekali gak pulang ke Surabaya.” Gabriel merangkul kedua adik kesayangannya itu dan tersenyum. 
“tapi kita bakalan jauh, kak. Kita udah gak bisa kaya dulu lagi” 
“heh, by the way kakak kok menangkap kesan kalo kalian itu kaya orang pacaran sih?” bingung Gabriel 
Ify dan shilla melotot bersamaan. Shilla menjitak Gabriel, dan ify meninju dadanya. Gabriel tertawa. “Abis, so sweet banget. Perasaan pas kakak ninggalin kalian, kalian gak se-sweet ini deh ke kakak. Wah, jahat banget. Kakak jadi tau, gimana arti kakak di mata kalian” ujar Gabriel sok sedih. 
Kini giliran shilla dan ify yang tertawa. “Shilla tuh, mati-matian nahan tangis pas kakak pergi” cibir ify sambil melirik kea rah Shilla. 
“IFY!” pekik shilla sambil mencubit pinggang ify. Ify mengaduh kesakitan. 
“ah, yang bener fy? Jadi shilla nangisin kakak? Diem-diem?” sahut Gabriel menggoda shilla. 
Pipi shilla memerah. Ify terkikik geli melihat perubahan ekspresi Shilla.ify sudah tau kalau diam-diam shilla menyukai Gabriel, kakak kelas mereka yang perfect ini. ganteng, tinggi, pandai, gak suka pilih-pilih temen, dan supel. Siapa juga yang gak tertarik sama Gabriel? Kalau di bandingin, Gabriel dan Rio itu sama. Sama-sama pangeran. Satunya pangeran Es, satunya pangeran super hangat. 
Tapi Gabriel sama seperti Rio, walaupun dia dekat sama beberapa cewek, itu Cuma sekadar dekat. Gabriel juga seperti membentengi kedekatannya dengan para cewek itu. Gabriel gak mau di cap playboy, atau tukang PHP. Maka dari itu dia sama sekali tidak menggubris kalau ada cewek yang kelewat batas ingin deket sama dia. 
Cuma ify dan shilla-lah, setau ify, yang paling dekat dengan Gabriel. Tempat Gabriel membagi cerita. Walaupun ify tau, Gabriel tetaplah sosok misterius yang punya jutaan rahasia yang masih belum Gabriel bagi pada Ify maupun shilla. 
Ify memutuskan untuk mengambil kuliah di Bandung, karena ia ingin lebih dekat dengan bunda nya yang notabene tinggal di bandung setelah perceraiannya dengan papa ify. Gabriel kebetulan juga berkuliah di bandung, di universitas yang sama yang diambil ify. Jadi hari ini dia berangkat bersama Gabriel. 
“Yaudah shill, kita berangkat dulu, bentar lagi pesawat mau take off. Take care di Surabaya ya” pesan Gabriel pada shilla yang mulai menangis lagi. 
Shilla mengangguk “kalian hati-hati juga ya di bandung. Kalau ada waktu, aku juga pasti akan nyusulin kalian kesana” 
“sip. Udah jangan nangis dong, masa adiknya Gabriel nangis sih?” Gabriel memeluk shilla. shilla masih menangis sesenggukan, tapi dengan hati yang berdebar kencang dan pipi yang mengeluarkan semburat merah. 
“Yaudah kalian berangkat sana,” serah shilla. 
Gabriel dan ify mengangguk dan melambaikan tangan kearah shilla, lalu mulai menghilang di tengah kerumunan orang-orang bandara. Shilla menghembuskan nafas berat, sedikit tidak rela kalau ify dan Gabriel bersama. Tapi, toh, ify tau perasaannya pada Gabriel. Mana mungkin ify menghianati persahabatan mereka dari SD? Lagian, shilla juga tau siapa laki-laki yang sangat ify cintai. Siapa lagi kalau bukan Rio. 
Shilla tersenyum lega. Setidaknya, dia tidak perlu khawatir ada sesuatu diantara mereka, kan? 



Gadis berdagu tirus ini merapikan letak kacamatanya. Ia tercenung, ketika ia melihat jamnya, ia bergumam. “Sudah hampir tiga tahun” celetuknya nanar. 
“Apa ini saatnya aku harus berhenti buat ngejar dia, si abu-abu?” tanya gadis itu lebih kepada dirinya sendiri. 
“Alyssa saufika umari, tiga tahun kamu jadi mata-mata, tiga tahun kamu hanya sekadar mengamati, tiga tahun kamu mengagumi dan menyayanginya dengan tulus, tiga tahun juga dia mengabaikanmu. Dan kamu baru ingin berhenti sekarang? Kamu gila!” pekik gadis cantik disebelahnya. 
‘Aku harus menutup lembaran lama dan mulai membuka lembaran baru seiring bertambahnya usiaku kini. Aku udah gak boleh lagi memikirkan kak Rio. Kak rio Cuma bagian dari obsesi masalaluku yang gak untuk jadi nyata. Aku harus segera menghapus semunya. Aku harus kembali menata hatiku. Oke Alyssa, kamu pasti bisa! Bismillahirahmanirahmin!’ batin ify menyemangati dirinya sendiri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar