Mengejar Abu-Abu. Cerpen ini saya persembahkan untuk orang-orang yang sedang mengejar ketidakpastian. Mengejar sesuatu yang sudah jelas menolaknya, bahkan bagi yang masih berusaha mengejar walau tau akan berakhir sia-sia. Selamat membaca!
&&&
Mengapa kehidupan cinta ify tak pernah adil? Apakah ify tak diizinkan bahagia walau hanya sekejap?
Apakah menyiksa diri sendiri dengan terus-terusan menunggu abu-abu itu salah? Tidak. Bagi ego ify, sama sekali tidak salah. Tak peduli berapa banyak air mata yang jatuh, tak peduli sesering apa pisau tajam menggores hati dan perasaannya. Dia akan tetap memperjuangkan apa yang menurutnya patut untuk di perjuangkan.
Gadis berdagu tirus tersebut sedang berusaha menekuni novel yang sedang di bawanya. Perahu Kertas. Tapi gagal. Halaman demi halaman terlewati begitu saja, hambar. Padahal ini adalah salah satu novel yang menginspirasinya untuk menjadi penulis. Hanya karena sesosok laki-laki yang berhenti didepan si gadis, perhatiannya teralihkan dari bait demi bait kata-kata dalam novel tersebut.
Nama gadis itu adalah Ify Alyssa Saufika Umari, atau lebih dikenal dengan Ify. Tugasnya dua bulan terakhir ini adalah menjadi mata-mata. Mengamati seseorang yang ia sukai secara diam-diam, dari jarak yang dibilang aman, dan terkadang histeris sendiri walaupun tau kalau senyum yang tercetak pada bibir laki-laki itu tak mungkin ditunjukkan kepadanya.
“People becomes alay, norak when they are falling in love”. Dan ify sangat menyetujuinya.
Tanpa sadar, kebiasaan memata-matai dan mengamati setiap pagi sebelum masuk sekolah, siang sewaktu istirahat, dan sore sewaktu pulang sekolah membuatnya menjadi suatu kewajiban yang dosa jika terlewatkan. Ify jadi semangat mengamati tingkah laku laki-laki itu. Tak peduli cibiran teman-temannya yang bilang bahwa ify terlalu berhayal jika dapat memenangkan hati laki-laki itu.
Ify juga seorang stalker yang hebat. Setiap saat membuka twitter dan facebook hanya untuk memantau status/tweet apa yang di buat oleh pujaan hatinya. Dan tau sendiri kan, stalking bisa menimbulkan berbagai macam perasaan. Ify pernah mengalaminya. Ketika keGRan mengira tweet itu untuknya, atau galau berhari-hari ketika tweet itu untuk orang lain.
Namanya Mario Aditya, kakak kelas Ify yang terkenal easy going dan friendly. Rio juga satu ekskul dengan ify. Itu yang membuat ify makin semangat bersekolah disini. Walau sampai kapanpun ify tau, bahwa Rio sama sekali tak akan mengotori fikirannya dengan memikirkan Ify sekalipun ify meninggal.
“Aku hanya sebutir pasir. Kau bintang terindah di alam semesta. Kita seharusnya tidak bertemu.”
“Dia belum bisa move on” ujar ify sedih pada Gabriel, kakak kelas yang sering menyemangati ify untuk terus bertahan. “tau dari mana?”
“Tweetnya sendiri.” “yaudah sabar aja, wajar lah pacaran lebih dari 6 bulan mana bisa langsung move on. Suatu saat nanti dia pasti move on kok” ujar kak Gabriel menenangkan. “Tapi kak, aku gak yakin bisa ngebuat dia suka sama aku” “Bisa kok bisa. Kamu optimis dong” “Gak bisa. Kita sama sekali gak pernah ngomong. Sms pun, bisa di hitung. Kayanya percuma aja aku punya perasaan ini. gak bakal mungkin dibales. Apa aku nyerah aja ya?” tanya ify putus asa
Pertanyaan yang ify ajukan pada sahabat-sahabatnya pun sama. Dan bermacam-macam juga jawabannya
“Kalau kamu sudah ngasih kesimpulan tapi belum berusaha sama aja kamu itu pecundang. Yang penting kan usaha dulu. Kalau bisa ya Alhamdulillah, kalau emang gak bisa disatuin tenang aja, Tuhan udah nyiapin yang lain kok. Itu pasti…” “…memang susah menimbulkan perasaan seseorang ke kita tapi tenang aja tipe cowok itu gampang luluh kalau di kasih perhatian terus menerus “ Gabriel dengan sabar menjelaskan pada Ify
“lebih baik tutup matamu sejenak dan pikirkan apa yang harus kamu lakukan, berhenti cukup sampai disini atau tetap melanjutkan usahamu selama dua bulan terakhir. Thinking again, ify, itu pilihanmu. Aku mendukung apa kata hatimu. Aku gak akan menyuruh mu berhenti dan lanjut. Semua tergantung dari hatimu” jawab Zahra
“Kita boleh berharap fy, tapi kamu juga harus tau batas harapanmu ke kak Rio itu sampai kapan. Kamu udah berusaha deketik kak Rio , toh nyatanya hasil dan usahamu nihil kan. Kamu bisa dapet yang lebih dari kak Rio. ..”
“…Aku ga mau liat kamu jalan di tempat terus, fy. Kamu gak salah kok, suka sama Kak Rio, tapi dewi fortuna aja yang belum berpihak di kamu” ujar Shilla.
Dan nasehat paling ngaco terlontar dari Agni, “Yaudah gak berharap sekarang gapapa. Entar kalau jodoh juga dianya ke kamu kok. Kelak mungkin akan jadi nyata dan mempunyai banyak anak” yang sukses membuat ify terbahak-bahak.
Sampai kapan ify menunggu sesuatu yang mustahil untuk digapai? Sampai kapan ify merasakan perasaan sepihak? Sampai kapan ify merasakan perasaan sakit setiap mengingat perlakuan Rio yang dingin dan tak acuh padanya? Sampai kapan ify tak di hargai oleh Rio? Sampai kapan Ify akan bertahan?
Bahkan, ify sendiri tak pernah tau jawabannya.
**--** “Aku memutuskan untuk bertahan. Siap menerima apapun resikonya” ujar ify mantap. “okay siap ya Fy. Tenang aja perjalananmu masih panjang, kalau kamu siap kaya gini berarti perjuanganmu harus lebih dan lebih lagi daripada yang kemarin. Nah artinya kamu bisa tiga kali lipat bahagia, dan bisa tiga kali lipat terpuruk. Tergantung kamunya. Beneran siap?” tanya Gabriel memastikan. “InsyaAllah, siap, Kak” “Bagus. Siapkan tekad dan usahamu. Karena tanpa kedua itu, kamu gak bakal bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan.” Ify mengangguk dengan mantap.
**--**
Menoleh pun tidak. Bagaimana caranya mendapatkan hati seorang yang telah membentengi hatinya setebal itu? Bagaimana caranya bisa mendapatkan freepass untuk masuk kedalam hatinya? Bagaimana caranya bertahan ditengah situasi yang hanya membuatnya sakit?
Ify mendengus. Sampai kapan rio hanya membalas pesan singkatnya dengan “iya” “hehe” “enggak” “kamu?” “oh” ? apakah rio sama sekali tak bisa merasakan ketulusan ify ketika merapalkan nama rio di setiap doa-doanya? Mengapa Rio tak pernah mencoba menghargai kehadiran ify?
Rio adalah pribadi yang menyenangkan dan humoris. Dia sebenarnya ramah pada siapa saja. Tapi dibalik keramahannya, sangat terasa tembok penghalang antara rio dan gadis-gadis yang menyukainya, bahkan yang sekedar dekat dengannya.
Dia membentengi semua itu. Dia seperti tidak ingin hidupnya terkontaminasi oleh gadis-gadis itu.
Dan ify menyesal, dia telah melangkah terlalu jauh. Sudah tidak ada jalan untuk kembali. Bukankah begitu? Sesuatu yang sudah dimulai dengan sungguh-sungguh, bukankah akan lebih terasa menyesal ketika tiba-tiba harus dihentikan di tengah jalan?
Apakah ia tidak ditakdirkan untuk memilih apa yang di inginkannya? Apakah kisah cinta ify akan selalu seperti ini? terluka, tersakiti, terjangkit galau, patah hati, lalu berakhir dengan air mata?
Apakah ify tidak pantas untuk di cintai? Apakah ify begitu sangat menyedihkan hingga setiap orang yang ify sukai kabur?
Ify menyeka air matanya. Sampai kapan dia terus-terusan menjadi seorang pengagum rahasia? Sampai kapan ify harus menahan sakitnya sendiri? sampai kapan ify terbelenggu dalam sosok abu-abu yang sama sekali tak punya kepastian?
Mengejar abu-abu yang mustahil. Terus menunggu tanpa mendapatkan kepastian, begitu? Terus berharap walaupun tau akan dikecewakan, begitu?
Dan saat ini, seperti ini, ify akan menjadi seorang pengagum rahasia.
Apakah perasaan ify ini akan selamanya? Ify menggeleng. Hidupnya masih panjang. Mungkin saat ini dia terlalu fokus dengan satu tujuan. Tapi suatu saat nanti pasti ify akan menemukan jalan hidupnya. Menemukan cinta sejati yang telah diatur oleh Tuhan. Cukup sekarang, ify mengejar abu-abu, mengejar bayang-bayang semu. Hanya untuk sekarang.
&&&&
Huehehehehe ini cerpen apaan ya gajelas. By the way, mungkin akan ada sekuelnya. Haha, who know? Siapa tau saja. Bagaimana kisah ify selanjutnya? Terus seperti ini kah? Atau memang takdirnya seperti ini? hihi. Like comment di tunggu ya ;;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar