03 Februari 2013

(SEKUEL) Mengejar Abu-Abu, lima.

(SEKUEL) Mengejar Abu-Abu 
*** Lima, Jawaban Atas Semua Pertanyaan. 
*** 


Biasanya kalau manusia ngerasain keindahan yang amat sangat,dia secara refleks akan memejamkan mata dan membawa keindahan itu kehati karena keindahannya ga bisa diucapkan dengan kata-kata atau diterjemahkan dengan cara apapun sama indera fisik. 
(Quote by 5cm, Donny Dhirgantoro) 


Ify mencoba tersenyum tiap kali di berondong pertanyaan oleh sivia atau agni. Dia lebih banyak diam. Tak banyak bicara. Kata pepatah kan, Diam Itu Emas. Kali aja dengan diamnya ify, ia bisa menghasilkan emas yang banyak. Pemikiran yang polos. 

"Gue gamau ngomong lagi sama loe ah" ujar agni kesal 
"Gue juga" sahut sivia 
"Loh kok gitu sih?" Tanya ify bingung 
"Males ngomong sama orang gagu yang cuma bisa tebar senyum doang" cibir agni 
"Sama" 
"Yah yah , kok kalian gitu sih. Aku itu gapapa, beneran deh" ujar ify meyakinkan. 
Tiba-tiba jantung ify berdetak tak karuan. Ify sendiri bingung kenapa. tak lama kemudian sosok Rio berjalan beberama meter dari tempat mereka bertiga duduk. Ia heran,kenapa sinyal kedatangan rio slalu bisa ditangkap oleh radar hatinya. 
"Aku...balik ya. Daah ag, daah siv" ify langsung kabur darisana tak mempedulikan jerit kesal sivia dan agni yang coba menanyakan kenapa ify lagi-lagi bersikap aneh. 

Ify menggerutu kesal. Dua minggu berlalu sejak kejadian dirumah ify. Ify menghindari rio. Walaupun mustahil,paling gak dia meminimalisir pertemuannya yang terhitung tidak sengaja dengan Rio. 
Sedangkan Rio, Rio selalu mencari-cari ify. Walaupun cuma melihat ify saja, hatinya sudah senang. Rindunya sedikit terobati. Tapi Rio merasa kehilangan karena ia sangat sadar kalau ify menghindarinya. Ini memang salahnya, yang pura-pura tak peduli dan melambatkan kesadarannya untuk memahami. 

Brukk... 
Rio terhenyak dan terjungkal kebelakang, benturan keras dengan seseorang yang bertubuh besar membuatnya terkapar(?) Dilantai. 
"Jalan liat liat kek!" Hardik gadis itu 
Rio mendongak, "maaf maaf gue ga...." Mulut rio melongo. Mendapati gadis yang ia rindukan setengah mati. 
"Ify..." Panggilnya 
Ify memelototkan matanya. Merutuki kebodohannya dalam hati. Ia sudah mati-matian menghindari rio. Tapi tetap saja ia selalu melihat Rio. Dan parahnya,kali ini jarak mereka berdua hanya terpisah 3 langkah. 
"Permisi, kak" ify bangkit dan meninggalkan Rio. 
sebelum ify menjauh, rio menarik tangan ify. Ify langsung menghentikan langkahnya. 
"Fy..." 
"Saya mau pulang, Kak Rio" ujar ify penuh penekanan. 
"Fy.. Dengerin gue dulu." 
Mereka berdua sudah menjadi pusat perhatian di tengah auditorium. Bisik-bisik terdengar disela-sela keheningan yang mencekam. 
"Kak, saya ini mau pulang. Tolong dilepasin!" 
Rio berdiri dan menggenggam tangan ify lebih erat. "Fy, gue mau ngomong." 
"Udah gak ada yang perlu kita omongin. Semuanya udah tertulis jelas diantara coretan-coretan saya yang saya berikan ke kakak" 
"Tapi gue sayang loe fy,dan gue harus tau perasaan loe ke gue sekarang. Bukan perasaan loe yang dulu. Bilang sejujur jujurnya ke gue fy." 
Ify mulai tersadar kalau mereka tak hanya berdua. Decakan kagum dan umpatan sinis jelas menusuk nusuk pendengaran ify. 
"Kak, kakak gak sadar kita jadi tontonan? Gak malu? Lepasin saya, kak" ify berusaha melepaskan cengkraman rio yang mengikat tangannya itu 
"Gak fy. Biarin. Biar semuanya jadi saksi betapa gue sayang, cinta sama loe. Betapa gue gak bisa kehilangan loe"
"Kakak keterlaluan!" Histeris ify. Ify mulai meneteskan butir demi butir air mata. Rio agak kaget dengan reaksi ify tersebut. Lalu mencoba menenangkannya. 
"Gue gak maksud nyakitin loe lebih sakit fy. Gue malah pengen banget bahagiain loe. Gue pengen liat loe seneng,bahagia,disisi gue. Dengan gue. Bersama gue. Maaf fy buat yang dulu. Gue emang sadar kalau gue bodoh,ngebiarin loe nunggu. Ngebiarin loe berharap." 
"CUKUP KAK RIO! CUKUP!!!!" Teriak ify. Ify pun melepaskan diri dari rio sekiranya rio lengah. Sambil mengusap air matanya,ify berlari kencang dari sana. Tak peduli tatapan senior maupun teman sebayanya yang ada didalam ruangan itu. 

"Wanjer. Temennya seleb kampus kita ditolak bro" bisik Lintar pada Zevana 
Zevana geleng-geleng. "Segitu cintanya sama tuh cewek. Yang ngantre jadi ceweknya rio kan juga banyak. Kenapa musti cewek itu" 
"Iya lagian cewek itu emang cantik tapi yg lebih cantik kan banyak" sambung Dea 
"Kehidupan kehidupan" ujar oik sok prihatin. 
"Ada apaan ik?" Tanya sivia dan agni yang heran dengan kerumunan massa di ruang auditorium 
"Itu,temen loe si ify,nolak kak Rio didepan orang banyak. Gila,punya nyali juga temen loe. Kak rio dipermaluin gitu didepan umum. Ckckck. Gak tau diri temen loe itu" sahut oik sinis 
"Lho? Rio? Ify?" Ujar agni dan sivia hampir bebarengan. 
Lalu mereka berdua saling bertatapan. Pasti perubahan sikap ify disebabkan oleh rio! Simpul mereka berdua. Mereka lalu berlari menuju parkiran dan memacu mobil mereka menuju rumah ify. 

$$$ 


Ify terduduk di sofa,dengan air mata yg masih mengalir. Tanpa suara sesenggukan lagi. 
Agni dan sivia langsung nyelonong masuk kedalam rumah ify karena pintu terbuka lebar. 
"Ify!" Panggil mereka berdua. 
Ify menoleh, tibatiba kaki nya sudah berlari dan memeluk sivia dan agni. Lalu mulai menceritakan semuanya. Pertama kali dia ketemu Rio. Pertama kali dia menyatakan dirinya punya perasaan dengan rio. Gosip yang tersebar. Kecuekan rio. Kelulusan rio. Hancurnya hati ify. Keputus asaan ify. Pertemuan nya lagi dengan rio. Pengakuan rio. Kebimbangan hatinya. Dan semuanya. Secara runtut dan rinci. Secara kronologis. Disertai tangis sesenggukan yang mengucur dari mulut ify. 

"Fy, menurut gue, loe jangan boongin hati loe. Gue tau loe masih punya perasaan sama kak rio. 
"Aku mau lupain dia, siv. Aku ..aku" 
" Loe jangan boong,fy. Gue tau jauh dari dalam lubuk hati loe,loe ingin rio. loe cuma gatau,karna loe udah terlanjur terbutakan oleh emosi,dan ego loe. Gue tau loe kesiksa. Tapi,loe gabakal bisa ngehindar dari takdir. Loe tetep akan bersatu kok sama rio. Kalian berdua tuh kayanya jodoh dari Tuhan tau gak. Tinggal tunggu waktu buat bersatunya aja. Loe harus lihat ke dalam hati loe. Tengok kedalem sana. Ambil kejujuran dari hati loe. Gue tau,loe gak bakal munafik kan. Gue percaya loe bisa ngatasin gengsi loe,emosi loe. Fy, ambil masa depan loe." Ujar agni sungguh-sungguh. 
Mata ify berkaca kaca. Dia memang masih,dan sangat mencintai rio. Tapi,luka dalam hatinya memerintahkannya untuk tidak memaafkan rio. Entahlah,ify hanya termenung di sisa sore itu. Meratapi kehidupan cintanya yang rumit. Yang sebenarnya, ia buat rumit sendiri. 

$$$ 


Agni mendribble bola basketnya melewati cakka. Cakka mati-matian mencoba merebut bola basket dari agni. 
"Masuuuk!!!" Pekik agni senang 
Cakka terengah engah. "Gesit nya gak ilang deh kamu" 
Agni terkekeh. "Makanya kka,olahraga dong! Jangan nyemil melulu. " 
"Biarin,yg penting cakka kan tetep cakep" cakka menjulurkan lidahnya 
Agni menjiwit pipi cakka gemas,disambut cakka yg mengaduh. "Cakka ngegemesin banget sih" 
"Yayalah! Cakka gituuu. Kalo ga ngegemesin gimana bisa agni cinta sama cakka?" 
Agni senyum senyum sendiri. Cowok didepannya itu emang paling pinter bikin dia melting. 
"Cakka udahan deh." Agni meraih aqua dan mengelap keringatnya yang mengucur karena sudah berada di lapangan bersama cakka selama 2 jam. 
Cakka merangkulnya, mereka berdua terduduk dipinggir lapangan. Nafas mereka terengah-engah,dengan hiasan keringat dimana-mana. 
"Cakka, agni mau ngomong deh. Tentang rio" 
Cakka menoleh kearah agni yg masih memandang kedepan. "Kenapa rio?" 
"Dia pernah cerita ke cakka kalo lagi suka sama cewek gak?" 
"Seinget cakka,enggak ag. Kenapa emangnya?" 
"Sepupu kamu butuh bantuan, kka. Ternyata rio suka sama ify,temen sma agni,sekaligus adik kelasnya rio. Dia sekarang ganti ngejar-ngejar ify. Tapi ifynya yang mungkin emang udah sakit hati,dan capek nunggu,mereka gak bisa bersatu. Ify mentingin ego ,tapi gak mikirin hatinya. Sedangkan rio udah mikirin hati,tapi ego buat maksa ify kembali sayang sama dia terlalu....gimana ya kka.." 
Cakka mengangguk. "Rio emang gitu anaknya. Gak bakal nyerah kalo belum dapet apa yg dia pengen. Cakka bakal bantu rio sama ify. Agni mau bantu juga?" 
Agni mengangguk senang. "Pasti kka." 
"Yaudah. Hmm nanti cakka suruh bantu alvin juga deh" 
"Agni juga mau minta bantuan ke sivia" 
"Sivia? Cewek yg ditaksir alvin itu?" 
"Hah? Cakka kok tau?" 
Cakka tertawa. "Gimana gak tau! Alvin jadi alien. Gila. Stres. Beneran deh,sama sekali gak kayak alvin yang dulu. Lebih ekspresif sekarang. Hyperaktif juga. Gara gara cewek namanya sivia itu" 
Agni ganti tertawa. "Wah kita berenam emang ditakdirin buat bersama ya" 
"Iya. Dunia sempit banget" 
"Oiya nanti agni mau minta tolong sama kak iel, sama shilla" 
"Siapa itu?" 
"Kak iel itu temennya rio,juga ify. Kalo shilla sahabat ify di surabaya. Kita susun rencana buat mereka bareng-bareng" 
"Boleh boleh. Kumpulin aja semuanya di rumah agni. Gimana?" 
"Siap. Agni juga udah mikir gitu,kka. Hihi. Mission started!" 

$$$ 


Shilla dan gabriel menemui ify,cemas dengan cerita agni kemarin. Shilla ada di bandung sejak beberapa hari lalu,karena gabriel akan mengenalkan shilla pada orangtua gabriel. 
Ify bercerita dengan lancar. Masih dengan isakan karena kebimbangan hatinya. 
Shilla menghela nafas. "Sesuatu yang membuatmu pergi,pada saatnya akan menjadi sesuatu yg membawamu pulang kembali" ujarnya (Kata Hati, Benz Bara) 
"jika cinta dapat menghilang karena hal2 remeh dan gak terlalu penting, sejak awal, itu bukanlah cinta. mungkin obsesi,mungkin keinginan sementara,mungkin permainan iseng,mungkin yg lain. sebab sesuatu yg gak dimulai dgn sungguh-sungguh,memang PANTAS berakhir karena hal yg gak sungguh-sungguh pula" lanjut gabriel. (Kata Hati, Benz Bara) 
"Dan aku tau,kalau kamu itu emang cinta. Aku tau kalau kamu itu bener-bener tulus. Dan perasaanmu gak bakal mati buat kak rio hanya karena masalah penantianmu itu. Bukannya kamu harus seneng karena kak rio udah balik ngejar-ngejar kamu? Kalo kamu ngebales dia dengan perbuatan kaya gini,sama aja kamu kaya kak rio yang dulu. Kak rio nya juga kasian jadinya. Udahlah fy lupain ego kamu. Aku yakin kamu sama kak rio itu emang jodoh" shilla nyengir. 
Ify mengangguk. Sepertinya,kebimbangan hatinya mulai menghilang. Ia mendapatkan jawaban atas semua pertanyaan yang menggantung didalam hati dan otaknya. Kali ini, ia tak akan menyesalinya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar